Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengar istilah somasi. Mengingat hal ini sering sekali terjadi dan diurus oleh para pekerja di firma hukum. Secara yurisprudensi, pengertian somasi adalah perintah atau teguran. Adapun aturan ini termuat dalam Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) Pasal 1238.
Dalam hal ini, somasi dapat menjadi salah satu satu langkah efektif dalam menyelesaikan kasus-kasus perdata sebelum diajukan ke pengadilan. Adapun somasi dapat diajukan oleh individu atau kelompok, baik langsung maupun melalui kuasa hukum.
Agar lebih memahami tentang somasi, simak dahulu pengertian, fungsi, dan cara membuat somasi berikut ini,
Apa Sih Pengertian Somasi?
Somasi merupakan peringatan yang diberikan oleh pihak tertentu (penggugat) ke calon tergugat. Adapun somasi sering sekali diberikan dengan tujuan memberi kesempatan kepada calon tergugat agar menghentikan perbuatannya.
Dalam hal ini, somasi bisa terjadiย atau diajukan pada beberapa kondisi. Misalnya, penuntutan ganti rugi kepada debitur. Atau, perjanjian yang tidak dipenuhi sesuai waktu yang ditetapkan. Adapun manfaat dan fungsi somasi adalah agar calon tergugat dapat segera mencari solusi ataupun menghentikan suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan dari pihak penggugat.
Manfaat dan fungsi lain dari somasi adalah agar menjadi jalan keluar sebelum suatu kasus sengketa diajukan ke pengadilan secara resmi oleh penggugat ke firma hukum. Lantas, apa saja yang termasuk bentuk somasi?
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa bentuk somasi yang sering dilakukan. Bentuk somasi yang sering ditemukan adalah surat perintah. Kedua, somasi juga bisa berbentuk akta otentik atau asli yang bersifat sejenis dengan exploit juru sita. Di samping itu, somasi juga bisa berbentuk perikatan sendiri.
Bagi Anda yang ingin membuat surat somasi, pastikan untuk membuatnya sesuai dengan peraturan. Secara garis besar, pertama Anda perlu membuat surat somasi menggunakan kop surat instansi atau lembaga jika Anda bukan perorangan. Selanjutnya, jelaskan identitas calon tergugat yang ingin diberikan somasi.
Setelah itu, tuliskan poin-poin dari tuntutan dan rangkuman perkara yang terjadi. Tentukan tenggang waktu kepada tergugat. Jika calon tergugat tak memenuhi tuntutan, ajukan langkah hukum selanjutnya. Terakhir, tuliskan nama jelas dan tanda tangan penggugat.
Langkah Menanggapi Surat Somasi
Pada dasarnya, tak ada kewajiban untuk membalas atau menanggapi surat somasi. Namun, disarankan Anda membalas somasi secara tepat karena ada undang-undang berlaku. Adapun tanggapan ini perlu diberikan dalam kurun waktu yang tertuang dalam surat somasi. Berikut tata caranya.
-
Perhatikan Surat Somasi
Sebelum menanggapi surat somasi, sebaiknya baca dahulu isi pemberitahuan dengan hati-hati. Lihat juga terkait pelanggaran yang Anda lakukan. Baca dan perhatikan dengan teliti isi dari surat perjanjian. Jika somasi tersebut bisa digugat dan memerlukan bantuan hukum, Anda bisa menghubungi kuasa hukum.
-
Periksa Batasan Waktu
Dalam surat somasi, akan tertulis batas waktu yang diberikan untuk menanggapi surat tersebut. Jadi, perhatikan batas waktu tersebut dan catat tanggal penerimaan pemberitahuan.
-
Pastikan Somasti Tak Timbulkan Masalah Baru
Untuk memastikan somasi tak menimbulkan masalah baru, sebaiknya Anda didampingi atau atau diwakili oleh advokat. Jika Anda merasa dirugikan, Anda dapat meminta pengurusan somasi ke advokat. Apalagi saat ini ada berbagai layanan hukum di Indonesia yang dapat membantu mengurus perihal somasi.
Nah, itulah berbagai informasi terkait somasi. Sebelum melayangkan atau menanggapi surat somasi, sebaiknya pahami dahulu isi somasi tersebut. Yang terpenting, pastikan juga Anda memahami persoalan dan hukum yang berlaku.